MAKALAH LISTRIK MAGNET II
KEMAGNETAN DALAM BAHAN
DEFTA
F. LIUNIMA
0901050292
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAM MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan
penyertaan-Nyalah saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul Kemagnetan Dalam Bahan
Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan nilai tugas mata kuliah
listrik magnet 2. Selain itu makalah ini berisi tentang sifat kemagnetan yang
dimiliki bahan tertentu. Dengan demikian, makalah ini dapat menambah
pengetahuan kita akan alam sekitar khususnya kemagnetan bahan.
saya menyadari
bahwa penyusunan makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat saya harapkan demi penyempuranaan
makalah ini.
Kupang,
Juli 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kita
dapat menggolongkan benda
berdasarkan sifatnya. Kemampuan suatu benda menarik benda
lain yang berada di dekatnya disebut kemagnetan.
Berdasarkan kemampuan benda menarik benda lain
dibedakan menjadi dua, yaitu benda magnet dan benda bukan magnet.
Namun, tidak semua benda yang berada
di dekat magnet dapat ditarik. Benda yang dapat ditarik magnet disebut
benda magnetik. Benda yang tidak dapat
ditarik magnet disebut benda nonmagnetik.
Benda yang
dapat ditarik magnet ada yang dapat ditarik kuat, dan ada
yang ditarik secara lemah.
Oleh karena itu, benda dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu benda feromagnetik,
benda paramagnetik, dan benda diamagnetik. Benda yang ditarik kuat oleh
magnet disebut benda feromagnetik. Contohnya
besi, baja, nikel, dan kobalt. Benda yang ditarik lemah oleh
magnet disebut benda paramagnetik. Contohnya platina, tembaga, dan garam. Benda
yang ditolak oleh magnet dengan lemah disebut
benda diamagnetik. Contohnya timah, aluminium, emas, dan bismuth.
Benda-benda
magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu
ada yang mudah dan ada yang sulit
dijadikan magnet. Baja sulit untuk dibuat
magnet, tetapi setelah menjadi magnet sifat
kemagnetannya tidak mudah hilang. Oleh karena itu, baja digunakan untuk
membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat magnet, tetapi
jika setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah
hilang. Oleh karena itu, besi digunakan untuk
membuat magnet sementara.
Setiap benda
magnetik pada dasarnya terdiri magnet-magnet kecil yang disebut magnet
elementer. Prinsip membuat magnet adalah mengubah susunan magnet elementer yang
tidak beraturan menjadi searah dan teratur. Ada tiga cara membuat magnet, yaitu
menggosok, induksi, dan arus listrik.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan tentang
mata kuliah
listrik magnet II yang berhubungan kemagnetan dalam bahan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MAGNET
Magnet atau magnit adalah suatu
obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal
dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah
nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang
berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak
zaman dulu di wilayah tersebut.
Suatu magnet adalah suatu
materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet
tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya
adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub
yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu
dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai
daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi
yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
B. SIFAT-SIFAT
MAGNET
Setiap magnet mempunyai sifat (ciri)
sebagai berikut :
1. Dapat
menarik benda logam tertentu.
2. Gaya
tarik terbesar berada di kutubnya.
3. Selalu
menunjukkan arah utara dan selatan bila digantung bebas.
4. Memiliki
dua kutub.
5. Tarik
menarik bila tak sejenis.
6. Tolak
menolak bila sejenis.
C. PENGGOLONGAN
BENDA BERDASARKAN SIFAT MAGNETNYA.
Berdasarkan
sifat medan magnet atomis, bahan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
diamagnetik, paramagnetik dan ferromagnetik.Berikut akan djelaskan tentang
ketiga sifat dari kemagnetan.
1.
Ferromagnetik.
Bahan
ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan medan atomis besar (Halliday
& Resnick, 1989). Hal ini terutama disebabkan oleh momen magnetik spin
elektron. Pada bahan ferromagnetik banyak spin elektron yang tidak berpasangan,
misalnya pada atom besi terdapat empat buah spin elektron yang tidak
berpasangan. Masing-masing spin elektron yang tidak berpasangan ini akan
memberikan medan magnetik, sehingga total medan magnetik yang dihasilkan oleh
suatu atom lebih besar.
Medan magnet dari masing-masing atom
dalam bahan ferromagnetik sangat kuat, sehingga interaksi diantara atom-atom
tetangganya menyebabkan sebagian besar atom akan mensejajarkan diri membentuk
kelompok-kelompok.
Permeabilitas bahan ferromagnetik
adalah 0μμ>>> dan suseptibilitas bahannya 0>>>mχ.
contoh bahan ferromagnetik : besi, baja, besi silicon dan lain-lain. Sifat
kemagnetan bahan ferromagnetik ini akan hilang pada temperatur yang disebut
Temperatur Currie. Temperatur Curie untuk besi lemah adalah 770 0C,
dan untuk baja adalah 1043 0C (Kraus. J. D, 1970).
Bahan ferromagnetik ada yang
positif, kerentanan besar untuk medan magnet luar. Mereka menunjukkan daya
tarik yang kuat untuk medan magnet dan mampu mempertahankan sifat magnetik
mereka setelah bidang eksternal telah dihapus bahan. Ferromagnetik memiliki
elektron tidak berpasangan sehingga atom mereka memiliki momen magnet bersih.
Mereka mendapatkan magnet yang kuat sifat mereka karena keberadaan domain magnetik.
Dalam domain ini, sejumlah besar di saat-saat atom (1012 sampai
1015) adalah sejajar paralel sehingga gaya magnet dalam domain
yang kuat.
Ferromagnetisme adalah sebuah
fenomena dimana sebuah material dapat mengalami magnetisasi secara spontan, dan
merupakan satu dari bentuk kemagnetan yang paling kuat. Fenomena inilah yang
dapat menjelaskan kelakuan magnet yang kita jumpai sehari-hari. Ferromagnetisme
dan Ferromagnetisme merupakan
dasar untuk menjelaskan fenomena magnet permanen.
Ciri-ciri
bahan ferromagnetic adalah:
·
Bahan
yang mempunyai resultan medan magnet atomis besar.
·
Tetap
bersifat magnetik → sangat baik sebagai magnet permanen
·
Jika
selenoida diisi bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik sangat besar (bisa
ribuan kali).
·
Permeabilitas
bahan: u > uo (miu > miu nol)
Contoh: besi, baja, besi silikon,
nikel, kobalt.
2.
Paramagnetik.
Bahan paramagnetik adalah bahan yang
resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya tidak nol, tetapi
resultan medan magnet atomis total seluruh atom/molekul dalam bahan nol
(Halliday & Resnick, 1989).
Bahan paramagnetik ada yang
positif, kerentanan kecil untuk medan magnet.. Bahan-bahan ini sedikit tertarik
oleh medan magnet dan materi yang tidak mempertahankan sifat magnetik ketika
bidang eksternal dihapus. sifat paramagnetik adalah karena adanya beberapa
elektron tidak berpasangan, dan dari penataan kembali elektron orbit disebabkan
oleh medan magnet eksternal. Bahan paramagnetik termasuk Magnesium, molybdenum,
lithium, dan tantalum
Paramagnetisme
adalah suatu bentuk magnetisme yang hanya terjadi karena adanya medan magnet eksternal. Material paramagnetik tertarik oleh medan
magnet, dan karenanya memiliki permeabilitas magnetis relatif lebih besar dari satu (atau, dengan kata
lain, suseptibilitas magnetik positif).
Ciri-ciri
dari bahan paramagnetic adalah:
·
Bahan
yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya adalah tidak
nol.
·
Jika
seloida dimasuki bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik yang lebih besar.
·
Permeabilita
bahan: u>uo
Contoh: aluminium, magnesium, wolfram
3.
Diamagnetik.
Bahan diamagnetik adalah bahan yang
resultan medan magnet atomis masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi
orbit dan spinnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989). Bahan diamagnetik
tidak mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi
medan magnet luar, maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya
sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan.
Diamagnetisme adalah sifat suatu
benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika dikenai medan magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak. Diamagnetik
adalah salah satu bentuk magnet yang
cukup lemah, dengan pengecualian superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang
kuat.
Semua material menunjukkan peristiwa
diamagnetik ketika berada dalam medan magnet. Oleh karena itu, diamagnetik
adalah peristiwa yang umum terjadi karena pasangan
elektron, termasuk elektron inti di atom,
selalu menghasilkan peristiwa diamagnetik yang lemah. Namun demikian, kekuatan magnet material diamagnetik jauh lebih lemah dibandingkan kekuatan magnet
material feromagnetik ataupun paramagnetik.
Ciri-ciri dari bahan diamagnetic
adalah:
·
Bahan
yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya adalah nol.
·
Jika
selonoida dimasukan bahan ini, induksi magnetik yang timbul lebih kecil.
·
Permeabilitas
bahan ini: u<>o
Contoh : Bismuth, , tembaga, emas, perak,
seng, garam dapur.
D. MEDAN MAGNET
Gejala kemagnetan dan kelistrikan
berkaitan sangat erat. Sifat kemagnetan tidak hanya ditimbulkan oleh bahan
magnetik, tetapi juga arus listrik. Pada tahun 1819 Oersted (Hans Christian
Oersted, Denmark,1777 – 1851) menemukan bahwa disekitar arus listrik terdapat
medan (induksi) magnet.
Arah penyimpangan kutub Utara magnet
jarum pada percobaan Oersted ditentukan dengan kaidah tangan kanan Ampere,
Yaitu: Jika penghantar yang berarus listrik dibentangkan antara magnet jarum
dan tangan kanan, sedangkan arus listrik mengalir dari pergelangan ke ujung
jari maka kutub Utara magnet jarum menyimpang searah ibu jari.
Magnet dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Magnet Alam
Kata magnet
berasal dari magnesia. Magnesia adalah nama suatu daerah di Asia kecil. Di
tempat itu orang pertama kali menemukan batuan yang dapat menarik besi.
Kemudian, orang menamakan batuan itu magnet. Batuan alami yang dapat menarik
benda dari besi disebut magnet alam.Pada zaman dulu orang-orang mencoba untuk
memanfaatkan magnet alam. Magnet tersebut diikat dengan benang tepat di bagian
tengah. Magnet tersebut kemudian digantung. Ternyata magnet selalu menunjuk kea
rah yang sama, yaitu utara dan selatan. Selanjutya, magnet digunakan untuk
membantu perjalan mereka, misalnya di padang pasir, lautan, dan hutan rimba.
Magnet buatan
Selain magnet alam, ada juga
magnet buatan.Magnet buatan adalah magnet yang dibuat orang dari besi atau
baja. Magnet buatan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Magnet buatan ini dijual
di toko-toko tertentu. Bentuk magnet buatan bermacam-macam. Ada yang berbentuk
batang, jarum, tabung (silinder), dan ada yang berbentuk ladam (tapal kuda)
Magnet buatan meliputi hampir
seluruh magnet yang ada sekarang ini.
Bentuk magnet buatan antara lain:
·
Magnet U
·
Magnet ladam
·
Magnet batang
·
Magnet lingkaran
Ø Pembuatan
Magnet
Logam yang digunakan untuk membuat magnet
adalah besi dan baja. Besi dan baja dapat dibuat menjadi magnet karna besi dan
baja bersifat feromagnetik (mempunyai sifat magnet yang kuat). Aluminium dan
tembaga tidak dapat dibuat menjadi magnet karna bersifat diamagnetik (tidak
mempunyai sifat magnet).
Ada perbedaan pembuatan magnet dari besi dengan
pembuatan magnet dari baja. Besi lebih mudah dibuat menjadi magnet dibandingkan
dengan baja. Akan tetapi, kemagnetan besi lebih cepat hilang, sedangkan
kemagnetan baja lebih tahan lama.
Ada beberapa
cara membuat magnet, yaitu:
a. Cara
Induksi
Pembuatan magnet secara induksi
sangat mudah dilakukan. Akan tetapi, sifat kemagnetan hasil induksi ini
bersifat sementara. Caranya dengan menempelkan benda-benda yang terbuat dari
logam (besi atau baja) dengan magnet. Benda yang terbuat dari logam ini akan
menjadi bersifat magnet. Namun, jika magnet dilepaskan, sifat kemagnetan benda
tersebut juga akan hilang.
b. Cara Gosokan
Magnet yang
digosokkan ke suatu batang besi atau baja dapat menyebabkan batang besi atau
baja mempunyai sifat kemagnetan. Semakin lama waktu penggosokan, semakin lama
pula sifat kemagnetan bertahan di dalam batang besi atau baja tersebut.
c.
Dialiri Arus Listrik
Magnet dapat
dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik searah ke dalam suatu penghantar.
Magnet yang ditimbulkan disebut elektromagnet. Elektromagnet
pertama kali ditemukan oleh Hans Christian Oersted pada tahun
1819. Elektromagnet bersifat sementara. Artinya, jika arus listrik diputus,
sifat magnet itu akan hilang. Kita dapat membuat elektromagnet mempunyai
kekuatan lebih besar dengan menambah jumlah baterai dan menambah jumlah
lilitan.
Ø Garis Gaya
Magnet
Garis gaya magnet (spektrum
magnetik) merupakan garis khayal yang merupakan lintasan kutub utara
magnet-magnet kecil apabila dapat bergerak bebas, memancar dari kutub
utara ke kutub selatan, berbentuk radial dan tidak pernah berpotongan.
Ø Kuat Medan Magnetik
Kuat medan
magnetik disuatu titik adalah gaya magnetik yang dialami tiap
satu-satuan kuat kutub magnet utara di suatu titik yang berada di dalam medan
magnetik magnet lain.Kuat medan magnetik yang disebabkan oleh arus listrik
disebut dengan induksi magnetic
Ø Menghilangkan Sifat Kemagnetan
Cara menghilangkan sifat kemagnetan antara
lain:
·
Dibakar.
·
Dibanting-banting.
·
Dipukul-pukul.
·
Magnet diletakkan pada solenoida(kumparan
kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan dialiri
arus listrik bolak-balik.
E.
JENIS MAGNET
1)
Magnet tetap
Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari
luar untuk menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik).
Jenis magnet
tetap selama ini yang diketahui terdapat pada:
Ø Magnet neodymium, merupakan
magnet tetap yang paling kuat. Magnet neodymium (juga dikenal sebagai NdFeB,
NIB, atau magnet Neo), merupakan sejenis magnet tanah jarang, terbuat dari
campuran logam neodymium,
Ø Magnet Samarium-Cobalt: salah satu
dari dua jenis magnet bumi yang langka, merupakan magnet permanen yang kuat
yang terbuat dari paduan samarium dan kobalt.
2. Magnet tidak
tetap
Magnet tidak
tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk
menghasilkan medan magnet. Contoh
magnet tidak tetap adalahelektromagnet.
F. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Kumparan yang dialiri arus listrik berubah
menjadi magnet disebutElektromagnet.
Misalnya ; bila sebuah kompas diletakkan
dekat dengan suatu penghantar yang sedang dialiri aruslistrik, maka
kompas tersebut akan bergerak pada posisi tertentu.
Kompas bergerak karena dipengaruhi
oleh medan magnet. Ini berarti bahwa gerakan kompas seperti pada percobaan di
atas adalah akibat adanya medan magnet yang dihasilkan oleh gerakan
elektron pada kawat penghantar.
Ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk
memperkuat medan magnet pada elektromagnet :
a. Membuat Inti Besi Pada Kumparan.
Cara ini dilakukan dengan jalan meletakkan
sepotong besi di dalam kumparan yang dialiri listrik. Besi tersebut akan
menjadi magnet tidak tetap (buatan atau remanen). Karena inti besi
menjadi magnet, maka inti besi itu akan menghasilkan medan magnet. Dilain pihak
kumparan juga akan menghasilkan medan magnet pada arah yang sama pada inti
besi.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya penguatan
medan magnet. Penguatan medan magnet diperoleh dari penjumlahan medan magnet
yang dihasilkan oleh besi dengan medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan.
b. Menambah Jumlah Kumparan.
Tiap-tiap kumparan elektromagnet menghasilkan
medan magnet. Dengan penambahan jumlah kumparan sudah tentu akan memperkuat
medan magnet secara keseluruhan. Kuatnya medan elektromagnet merupakan jumlah
dari medan magnet yang dihasilkan oleh masing-masing lilitan.
c. Memperbesar Arus Yang Mengalir
Pada Kumparan.
Besarnya arus yang dialirkan pada kumparan
berbanding lurus dengan besarnya medan magnet. Setiap elektron yang mengalir
pada penghantar menghasilkan medan magnet. Dengan demikian medan total
tergantung dari banyaknya elektron yang mengalir setiap detik atau kuat medan
total ditentukan oleh besarnya arus yang mengalir pada kumparan.
BAB III
PENUTUP
1.
Berdasarkan sifat magnetnya benda dibagi menjadi 3
macam yaitu:
Ø Ferromagnetik
(benda yang dapat diterik kuat oleh magnet)
Contoh
ferromagnetik adalah besi, baja, nikel dan kobalt.
Ø Parramagnetik
(benda yang dapat ditarik magnet dengan lemah)
Contoh
parramagnetik adalah platina dan aluminium.
Ø Diamagnetik
(benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet).
Contoh diamagnetik adalah seng, dan bismut.
Contoh diamagnetik adalah seng, dan bismut.
2.
Setiap magnet mempunyai sifat (ciri) sebagai berikut :
Ø Dapat
menarik benda logam tertentu.
Ø Gaya tarik
terbesar berada di kutubnya.
Ø Selalu
menunjukkan arah utara dan selatan bila digantung bebas.
Ø Memiliki dua
kutub.
Ø Tarik
menarik bila tak sejenis.
Ø Tolak
menolak bila sejenis.
DAFTAR
PUSTAKA
Dedi, N.
Idayanti, S. Djaja. 2002. Pembuatan
Magnet Barrium Stronsium Ferit Untuk Motor DC mini,
Dunlop, J
David and Ozdemir, Ozden. 1997. Rock Magnetism. Cambridge: Cambridge University
Press.
Halliday, D
dan Resnick, R. 1978. Fisika Jilid 2.
Terjemahan Pantur Silaban dan Erwin Sucipto. 1992. Jakarta: Erlangga.
Idayanti, N
dan Dedi. 2002. Pembuatan Magnet
Permanen Ferit untuk Flowmeter, Jurnal Fisika HFI vol.A5 No.0528.
Tangerang: Himpunan FisikaIndonesia.